Rabu, 10 September 2008
7 Langit & Bumi ( bagian 4 )
REMAJA
Aku sudah besar...jangan kasih nasehat terus....aku punya jalan hidup...aku bisa menjaga diri...kenapa orang tua tak bisa memahamiku...Semua yang pernah dan akan remaja pasti mengalami suasana seperti itu.
Cahaya dalam dirinya yang semula hanya bersemayam tenang tiba-tiba menunjukkan sifat aslinya yang selalu bergerak cepat. Ia tak betahingin bergerak keluar menerobos sekat -sekat daging. Cahaya itu menggedor-gedor jantung, turun ke bawah berputar - putar pada alatketurunan, naik lagi ke jidat, mengulangi semua gerakan terus menerus sampai beberapa waktu.
Keliaran cahaya akan makin bertambah bila panca indera tak membatasi rangsangan dari luar dirinya. Sang remaja merasa mengalami ilham akansesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya. Tempat - tempat yang di tabrak cahaya telah menimbulkan reaksi kimia. Tak sadar anak manusiaini mampu menangkap segala kesan tanpa melewati tahap proses belajar yang menyulitkan.
Ia tiba-tiba begitu paham akan rasa - rasa di daerah itu. Ia hanya bisa menyimpulkan satu kata, nikmat ! . Tiap hari ia mencari -cari rasaitu tak peduli ruang dan waktu. Apapun resikonya. Rasa di dada itu..Ah...jatuh cinta...cinta pertama selalu berkesan. Siapa yang bisamelupakan ? Rasa di bawah itu...Mimpi basah... ? ada apa gerangan dengan peralatanku yang satu ini ?
Rasa di jidat itu...Daya kreatifitas, outframe, spontanitas, ide -ide liar ngocol di luar batas tatakrama seakan menjadi keseharian yangtak terhindarkan...wahai cahaya yang di jidat, di dada, dan di perkakasku...kenapa engkau membuat segala gerak tubuhku selalu mengarah pada sensasi - sensasi baru yang tak pernah kutemui dan kupahami ? apa maksudmu ?
Pertanyaan alam bawah sadar remaja ini hanya bisa terjawab oleh putaran waktu.
Kebuntuan jawaban ini bila tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan resistensi yang luar biasa sehingga keluarlah kata -kata...orang tuaku tak peduli...aku bisa menentukan hidup sendiri...kenapa aku dilarang terus...dan sejenisnya.
Siapa orang tua yang tidak terbakar telinganya mendengar ucapan - ucapan ini ? Gimana ya jeng..wong saya ini nggak kurang - kurang nasehati anak eehh..kok malah tambah berani nglawan...ya udah tak pingit aja...Papa kurang apa sama kamu...segala kebutuhanmu papa penuhi..segala waktu papa dikorbankan demi masa depanmu...
Terkadang saking emosi, marahnya jadi terbalik....sekolah ya sekolah tapi jangan lupa main game yang bener ! ( padahal maksudnya main game ya main game tapi jangan lupa sekolah yang bener ). Tak kalah garangnya para orang tua menyikapi perubahan dalam diri remaja ini.
Lalu apa yang salah ? ternyata sang anak lagi mengalami masalah rasa yang sifatnya tak teratur non linear sedangkan orang tua menasehati dengan menggunakan logika bersifat linear yang selalu menuntut keteraturan dan bertumpu pada filosofi mau jadi apa alias step by step kehidupan karier pribadi. Jadinya bayi tokek bayi tabung...nggak konek nggak nyambung....
Berempati, mendengarkan sampai tuntas, dan membuka diri apa adanya adalah cara termudah bagi orang tua untuk mengontrol keliaran cahaya dalam diri remaja.
Cara lain menundukkan keliaran cahaya ini adalah mengalihkan aktifitas panca indera pada olah gerak tubuh sehingga pergerakan cahaya - cahaya dalam tubuh tak hanya terfokus pada tiga tempat melainkan berpendar keseluruh tubuh. Biasa disebut olah raga. Namun cara ini tidak sempurna tanpa ada penyangga yang lebih utama.
Cara ini akan membuat seseorang kehilangan pos - pos kembalinya cahaya sehingga ke depannya ia hanya sanggup mengandalkan kekuatan otot.
Padahal kekuatan otot makin lama makin menurun sedang kekuatan cahaya makin lama makin menaik.
Pos - pos cahaya itu kelak sangat berguna bila telah tiba waktunya.Pos cahaya jidat bila telah dibangun dan di bersihkan akan menimbulkan bentuk kreatifitas yang sangat berguna bagi kehidupan manusia . Pos itu akan mewujudkan pada bentuk -bentuk materi pembantu perjalanan perkakas tubuh. Jembatan, mobil, rumah, gergaji, sepatu adalah salah satu bentuk perwujudannya.
Pos cahaya dada akan memancarkan segala sifat keindahan, kepedulian, kebijakan dan kedalaman makna. Karya seni, ajaran -ajaran kebaikan dan keindahan budi pekerti adalah salah satu aktifitas yang di gerakkan cahaya yang bernaung di pos ini.
Pos cahaya sekitar pusar dan saudaranya akan menggerakkan kemampuan menunjuk, mengarahkan, merawat, mengumpulkan dan menentukan. Presiden dan manajer biasanya didominasi pergerakan cahaya di pos ini.
Selain olahraga, jalan lain yang sudah teruji berabad -abad dengan berpuasa atau meditasi. Walaupun sekilas berbeda namun Inti kedua cara ini sama yaitu menahan diri. Mana yang cocok silahkan dipilih. Metode ini memampatkan cahaya pada pos masing - masing dengan cara mengurangi pengaruh dari luar dirinya dalam beberapa waktu.
Dengan terbatasinya pengaruh luar, cahaya itu akan diam dan menyebar merata dengan gerakan terbatas pada tiap - tiap pos.
Dalam proses pemampatan itu, cahaya berakumulasi secara teratur mengembangkan intensitas dan kualitasnya.
Bila remaja berhasil menjalani tehnik ini dengan baik sampai kadar masanya terlewati, di kehidupan yang akan datang yaitu masa dewasa ia akan menemukan sebuah suasana surga dunia. Ia bisa ber apa saja dengan cara memanajemen ketiga pos itu untuk kebutuhan meneruskan arti perjalanan hidup di dunia.
Kondisi remaja bagaikan air yang meluap penuh sampai ke bibir gelas. Bila orang tua tak mampu menaruh inti permata ke dasar gelas dengan kehati - hatian maka air akan mudah muncrat tak beraturan ke mana -mana, gelas bisa terguling atau pecah dan akhirnya permata tak bisa memendarkan kilau cahaya yang semestinya.
Permata itu telah kehilangan tempat sedangkan kemilaunya masih terbayang menghantui benak orang tua dalam waktu yang tidak pendek.
Wassalam. Dody Ide
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar