Senin, 27 Desember 2010

Cinta, Agama Dada dan Keong Racun


Kebencian hanyalah cinta yang kehilangan anak kunci. Ia hanya bisa dicari ke dalam diri dengan mengamati jantungnya sendiri….Be’e lho yo…


Ketika seseorang mengungkapkan rasa cinta, kangen atau rindu, tak peduli dari ras, negara maupun ideologi apapun pastilah akan merasakan getaran dada dan biasanya reflek memegangnya. He he...nggak mungkinlah memegang kuping atau hidung... ups!

Dan di dalam dada ini ternyata ada yang bernama hati atau qolbu. Hmmh…ternyata di sinilah sumber cinta….

Tentu yang dimaksud hati bukanlah hati wujud daging yang sering terkena hepatitis ataupun sirosis. Melainkan kata lain dari jantung. Kata kanjeng Nabi, bila jantung ini rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Tentu juga termasuk kerusakan tubuh ruhani dan tubuh pikiran.

Yup, jantung adalah alat pemompa darah ke seluruh tubuh. Bila terjadi ketidakstabilan jantung, rusaklah sistem manusia ini.

Korelasi dari cinta, darah dan jantung dalam agama Islam sesungguhnya sangat jelas dan tegas. Bukankah ayat pertama turun sudah menekankan Iqra, bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan…yang menciptakan manusia dari segumpal darah ( Al Alaq 1-2 )

Kemampuan membaca darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh adalah modal awal manusia mengenal diri sendiri, mengenal penciptaannya dan mengenal kemurahan Tuhan. Kacau dan tidaknya bacaan tentu tergantung dari sebuah sifat kalimat awal yang terpegang teguh atau tidak, yaitu kalimat Bismillahirrahmanirrahim - Dengan nama Allah yang maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kalau kita sudah menguasai kalam darah ini, pastilah kita akan paham apa yang dimaksud dengan jargon Islam adalah rahmatan lil alamin. Sebab rahma sendiri berarti cinta kasih. Dan Cinta bersifat universal bagi siapa saja yang mau menjemputnya.

Dengan cinta, dada seorang akan mengembang lega tanpa perlu paksaan. Ketika dada mengembang, jantung bergerak leluasa dan teratur. Maka otomatis pemompaan aliran darah ke seluruh tubuh, apalagi ke otak pasti akan lancar jaya…pikiran pun menjadi merdeka !

Bukankah ketika manusia mencintai sesuatu, entah suami, istri, orang tua, anak, pacar atau benda kesenangan, tiba –tiba dadanya lega mengembang dan ia terasa memiliki energi berlimpah yang bisa membuatnya berbuat melebihi kapasitas diri !?

Yang bodoh tiba – tiba menjadi cemerlang, yang malas beranjak jadi rajin, yang kumuh menjadi berseri, yang lemah menjadi bersemangat dll… Inilah kekuatan jantung yang dipicu oleh daya cinta, Ar-Rahma

Modal awal sifat rahman rahiem inilah yang akan menguak kecerdasan tersembunyi bagi siapa saja yang mau melatihnya. Biasanya latihan ini dibagi menjadi dua, yaitu menguatkan habluminannas dan habluminallah. Dan hubul sendiri memang berasal dari arti kata hubungan-keterikatan-kemelekatan atau kecintaan.

Hmmh…memang tak mudah.. dan kita pasti akan jatuh bangun nggak karu - karuan dalam melatihnya...keep fight it Bro....! ( lho emangnya ada pembaca yang namanya Brodin ? )

Berita gembiranya, kelayakan imbalan bagi pecinta adalah rahasia ilmu keilahian ataupun kemanusiaan akan mudah turun ke dalam dada kita. Pemahaman demi pemahaman akan mampu mencairkan kebuntuan – kebuntuan dan kekacauan hidup. Kita pun menjadi manusia – manusia cerdas tanpa perlu memforsir kepala.

Tak heran ketika kanjeng Nabi dicemooh, dilukai atau akan dibunuh, dan para sahabat ataupun malaikat akan membalasnya, beliau hanya dawuh ”biarin aja…lha wong arek – arek iku gak ngerti hareee…dimaafin ajalah…”

Begitu kuat daya cinta kanjeng Nabi, pun sampai kepada orang yang sangat membencinya. Hal ini semata – mata karena beliau tidak ingin kehilangan anugerah terbesar-tak terbatasnya ilmu cinta yang mampu menguak seluruh rahasia hidup, Allah.

Jadi, suatu saat kalau ada orang mengajak kita dengan mengatasnamakan agama ataupun ideologi walau sepertinya sangat rasional dan haq, tetapi dengan cara membenci yang lain, memaksa, mendoktrin, mengancam dan sejenisnya, lebih baik ucapkan “ Dasar kau…keong racun…baru kenal sudah ngajak tidur….!?”

Ya, keong racun adalah mahluk yang kemana – mana hanya mampu membawa rumah pribadinya. Rumahnya yang keras nan sempit mengurung , meracuni dan menidurkan jiwa kita dari keterbangunan kesadaran berumah di cinta semesta, rahmatan lil alamin.…

Bila kita masih ragu dengan cinta, maknai saja surah Annas…yuwaswisufisuduurinnas…minal jinnati wannas….Hmmh..sudurnya manusia, dadanya manusia memang sering terkena was- was oleh nalar cethek-Nas dan angan – angan-jin , yang membuat kita ragu membuka diri tuk melebarkan dada.

Padahal keraguan adalah lawan dari keyakinan. Sedangkan dasar keyakinan adalah mencintai Allah dan RasulNya….

Tapi kalaupun tulisan ini terasa memaksa – maksa sampean untuk mempercayai khasiat cinta, ya nggak apa –apa ding… silahkan bilang aja “ sori…sori…sorrri Jek …”

Demikian tulisan kali ini singkat saja…kami atas nama pengamen jalanan mengucapkan...

“ selamat menjalani kehidupan…gapailah cinta, tinggalkan kebencian...semoga sampai tujuan dengan selamat….hati – hati barang bawaan anda...awas cepot…eh, copeeeet…! ”

Jrrreeeeennngg……

Wassalam, makmum pencari cinta…

Dody Ide