Jumat, 18 September 2009

Riyoyo yo !




Seberapa dalam hati kita memaafkan
Seukur itulah kerinduan kita pada Pencipta

Sehening diri seseorang memahami yang lain
Sekhusyu' itulah ia bermihrab di hati Semesta

Seberapa jauh kita memaafkan diri sendiri
Seluas itulah kita memahami pohon kejadian

Seberapa cepat kita melepas maaf
Sekilat itulah kita menangkap makna tersembunyi

*
Memohon maaf adalah jiwa ksatria terlembut
Ia bukan lagi milik pria atau wanita
Ia hanya dapat dicapai
Dengan sebuah ketundukan dan kesadaran
Bahwa
Kita menghirup satu udara yang sama
Desah nafasmu adalah hirupan nafasku
Tak terpisah


Ini bukan puisi
Ini sekedar sebuah kata "entah"
Tentang ketidakbisaan mengucap maaf
Yang semestinya


Mohon Maaf Lahir Bathin
Selamat Idul fitri
1430 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar